1) Dari Abu Hurairah
r.a. dari Nabi s.a.w., bersabda: "Jauhilah tujuh macam hal yang merusakkan."
Para sahabat bertanya: "Ya Rasulullah.apakah tujuh macam hal itu?" Beliau s.a.w
bersabda:
"Yaitu menyekutukan sesuatu dengan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah, melainkan dengan hak - yakni berdasarkan kebenaran menurut syariat Agama Islam - makan harta riba, makan harta anak yatim, mundur pada hari berkecamuknya peperangan serta mendakwa kaum wanita yang muhshan - pernah bersuami-lagi mu'min dan pula lalai -dengan dakwaan melakukan zina. (Muttafaq 'alaih)
"Yaitu menyekutukan sesuatu dengan Allah, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah, melainkan dengan hak - yakni berdasarkan kebenaran menurut syariat Agama Islam - makan harta riba, makan harta anak yatim, mundur pada hari berkecamuknya peperangan serta mendakwa kaum wanita yang muhshan - pernah bersuami-lagi mu'min dan pula lalai -dengan dakwaan melakukan zina. (Muttafaq 'alaih)
2. Dari Abul Asqa' yaitu
Watsilah bin al-Asqa' r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sesungguhnya termasuk sebesar-besar kedustaan ialah apabila seseorang itu
mengaku-aku pada orang yang selain ayahnya - yakni bukan keturunan si Fulan,
tetapi ia mengatakan keturunannya, atau orang yang mengatakan ia bermimpi
melihat sesuatu yang sebenar- nya tidak memimpikannya* atau ia mengucapkan atas
Rasulullah s.a.w. sesuatu yang tidak disabdakan olehnya - yakni bukan sabda Nabi
s.a.w. dikatakan sabdanya." (Riwayat Bukhari)
3.Dari Sa'ad bin Abu Waqqash r.a. bahawasanya
Nabi s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang mengaku - sebagai nasab atau keturunan -
kepada orang yang bukan ayahnya, sedang ia mengetahui bahawa orang itu memang
bukan ayahnya, maka syurga adalah haram atasnya." (Muttafaq 'alaih)
4.Dari Abu Zar r.a. bahawasanya ia mendengar
Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tiada seorang pun yang mengaku bernasab atau
berketurunan kepada seseorang yang selain ayahnya, sedangkan ia mengetahui akan
hal itu, melainkan kafirlah ia Dan barangsiapa yang mengaku sesuatu yang bukan
miliknya, maka ia tidaklah termasuk golongan kita - kaum Muslimin - dan
hendaklah ia menduduki tempat dari neraka. Juga barangsiapa yang mengundang
seseorang dengan sebutan kekafiran atau ia berkata bahawa orang itu musuh Allah,
sedangkan orang yang dikatakan tadi sebenarnya tidak demikian, melainkan
kembalilah - kekafiran atau sebutan musuh Allah - itu kepada dirinya
sendiri." (Muttafaq'alaih)
5.Dari Abu Hurairah r.a. dari Nabi s.a.w.,
sabdanya: "Janganlah engkau semua membenci kepada ayahmu sendiri - sehingga
mengaku orang lain sebagai ayahnya, kerana barangsiapa yang membenci ayahnya
sendiri, maka perbuatan itu menyebabkan kekafiran," yakni dapat kafir kalau
meyakinkan bahawa perbuatan- nya itu halal menurut agama atau dapat diertikan
kafir yakni menutupi hak ayahnya atas dirinya sendiri. (Muttafaq 'alaih)
6. Dari Abu Bakrah iaitu Nufai' bin al-Harits
r.a'., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:"Tidakkah engkau semua
suka saya memberitahukan perihal sebesar-besarnya dosa besar?" Beliau
menyabdakan ini sampai tiga kali. Kita-para sahabat- menjawab: "Baiklah,ya
Rasulullah." Beliau s.a.w. bersabda: "Menyekutukan kepada Allah dan berani
kepada kedua orangtua." Semula beliau s.a.w. bersandar lalu duduk kemudian
bersabda lagi: "Ingatlah, juga mengucapkan kedustaan serta menyaksikan secara
palsu." Beliau s.a.w. senantiasa mengulang-ulanginya kata-kata yang akhir ini,
sehingga kita mengucapkan: "Alangkah baiknya, jikalau beliau diam berhenti
mengucapkannya." (Muttafaq 'alaih)
7. Dari Abdullah bin Amr bin al-'Ash radhiallahu
'anhuma dari Nabi s.a.w, bersabda:"Dosa-dosa besar itu ialah menyekutukan
kepada Allah, berani kepada kedua orangtua, membunuh seseorang - tidak sesuai
dengan haknya - serta bersumpah secara palsu." (Riwayat
Bukhari)
8.Dari Abdullah bin Amr bin al-'Ash r.a. pula
bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:"Termasuk dalam golongan dosa-dosa besar
ialah jikalau seseorang itu memaki- maki kedua orang tuanya sendiri." Para
sahabat bertanya: "Ya Rasulullah,adakah seseorang itu memaki-maki kedua orang
tuanya sendiri." Beliau s.a.w. menjawab: "Ya, iaitu apabila seseorang itu
memaki-maki ayah seseorang, lalu orang yang dimaki-maki ayahnya itu lalu
memaki-maki ayahnya sendiri. Atau seseorang itu memaki-maki ibu orang lain, lalu
orang yang dimaki-maki ibunya ini, memaki-maki ibunya sendiri." (Muttafaq
''alaih)
9.Dari Abdullah bin Amr bin al-'Ash r.a. pula
bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:"Termasuk dalam golongan dosa-dosa besar
ialah jikalau seseorang itu memaki- maki kedua orang tuanya sendiri." Para
sahabat bertanya: "Ya Rasulullah,adakah seseorang itu memaki-maki kedua orang
tuanya sendiri." Beliau s.a.w. menjawab: "Ya, iaitu apabila seseorang itu
memaki-maki ayah seseorang, lalu orang yang dimaki-maki ayahnya itu lalu
memaki-maki ayahnya sendiri. Atau seseorang itu memaki-maki ibu orang lain, lalu
orang yang dimaki-maki ibunya ini, memaki-maki ibunya sendiri." (Muttafaq
''alaih)
0 komentar:
Posting Komentar